Minggu, 06 April 2014

Cerita Temannya Teman Saya Part III

"Kamu percaya kalau cinta bisa datang karena terbiasa?"
"Tidak"
"Hahaha..hanya kamu yang mengatakan tidak"
"Mengapa kau tak mempercayainya?"
"Karena aku tak merasakannya"
"Bagaimana dengan teori bahwa cinta bisa diciptakan"
"Nah, kalau yang itu mungkin bisa"
"Lalu mengapa kamu tidak mencobanya? Supaya tiap hari aku tidak mendengar keluhanmu lagi tentang mantanmu itu, bahwa kamu tidak bisa lupa lah, masih sayang lah, ini lah, itu lah...."
"Aku hanya tak ingin mencobanya"
"Mengapa? Kau takut mencintai orang tapi orang itu tidak mencintaimu?"
"Bukan"
"Lantas?"
"Ya, hanya karena aku tak ingin saja"
"Ayolah, semua pasti ada alasannya"
"Tidak usah kukatakan, aku yakin kau sudah mengerti alasannya"
"Hoho, kau tidak ingin mencoba karena kau tidak ingin move on kan?"
"Bukan itu bodoh"
"Lalu?"
"Hhh..aku tak ingin merasakan sakit hati lebih dari yang aku rasakan saat ini"
"Maksudmu?"
"Aku bisa saja melakukannya, tapi...."
"...."
"...tapi aku hanya membayangkan bagaimana jika orang yang kucintai melakukannya"
"Maksudmu mantanmu menciptakan cinta untuk orang lain?"
"Ya"
"Haha, ayolah, kau pikir dia akan sakit hati jika kamu move on? Kau pikir dia belum bisa melupakanmu?"
"...."
"Kamu terlalu naif"
"Aku hanya sering membayangkan, bagaimana jika dia mencintai gadis lain"
"Hufff"
"Aku masih ingin menangis jika mengingat bahwa dia pernah mengajakku menikah..."
"Sudahlah, lupakan saja"
"...tapi tanpa alasan yang jelas dia pergi meninggalkanku. Wanita mana yang mau menerima kenyataan getir itu?"
"Ayolah, ini sudah lewat dari 3 bulan sejak kejadian itu. Tidakkah kau ingin melupakannya?"
"Melupakan itu sama dengan melupakan impianku"
"Segitunya..maafkan aku karena telah mengajakmu berbicara tentang cinta lagi"
"...."
"Sudah jangan menangis. Tidakkah kau ingin menciptakan cinta denganku? Bukankah kita sudah terbiasa bersama? Tidakkah kau ingin bahwa teori cinta datang karena terbiasa itu bisa kau rasakan sehingga kau bisa mempercayainya? Hahahaha"
"Kamu bodoh, idiot"
"Tenanglah. Seseorang yang lebih baik mungkin sebentar lagi akan datang untuk melamarmu"
"Ya, tapi aku tak yakin bisa melupakannya, meskipun aku memutuskan untuk menikah dengan orang lain selain dia. Dosakah aku?"