Senin, 13 Januari 2014

Mereka, Kawanku

Hidup itu pilihan, bahkan ketika kamu memutuskan untuk tidak memilih.

Sekitar dua tahun setengah saya di sini, di tanah Jogjakarta, menimba ilmu bersama 46 teman satu angkatan + satu jurusan. Ada banyak hal yang telah dilewati, ada banyak proses yang pernah dijalani. Iya, hingga saya sampai pada titik ini. Mungkin saya tidak akan pernah berada pada titik ini jika tidak karena dukungan dari berbagai pihak, salah satunya para sahabat.

Selama saya di UGM saya berkali-kali berganti teman sepermainan. Entahlah, apa saya termasuk orang yang pilih-pilih atau seperti apa, tapi yang jelas kenyamanan memang merupakan salah satu hal yang menentukkan bertahan atau tidaknya kita dengan seseorang. Pada titik ini saya berdiri, berdiri bersama 4 sahabat saya. Sahabat, tentu saja mereka sahabat. Kenyamanan itu ada bersama mereka, entah kapan tepatnya pertama kali kami memutuskan untuk menganggap satu sama lainnya sebagai sahabat, yang jelas yang saya ingat, semua berjalan seiring dengan seringnya kami berada pada satu kelompok, dalam mata kuliah apapun. Saya tidak membeda-bedakan teman yang lain, saya bisa berteman dengan siapa saja, tetapi bukankah tiap orang tidak bisa berbagi --apapun itu--dengan semua orang? Tentunya mereka memiliki beberapa saja yang bisa diajak berbagi, bukan?

Mereka sahabat saya, sahabat yang 'ada' saat saya kecewa, sahabat yang selalu mendengar cerita saya tentang apapun --keluarga, cinta, biaya hidup, akademik, bahkan cerita geje saya--Saya bahagia mereka selalu memotivasi saya, bahkan ketika saya harus kehilangan sosok lelaki yang (masih) sangat saya cintai. Saya selalu menyebut mereka (untuk diri saya sendiri) 'Diza Dizi', itu akronim dari nama belakang mereka, 'Di' pertama untuk Indi, 'Za' untuk Iza, 'Di' kedua untuk Budi, dan 'Zi' untuk Rozi. Saya bahagia bersama mereka, bersama kekonyolan, kegejean, 'sedikit' kedewasaan, dan ujian hidup dari mereka (Soalnya mereka juga kadang menguji emosi banget--")


Ini nih muka-mukanya =D

Sebenernya pengen tak ceritain karakter masing-masing dari mereka, tapi takut ngambek. Nanti saya dibacok, kan serem--"

Saya cuma berharap, siapapun kelak pendamping hidup saya, dia bisa menerima teman-teman saya sebagai temannya, terutama keempat bocah ini =D


*to be continued...