Apalah yang harus ku ceritakan kembali tentang semua hal
yang berkenaan dengan diriku ? blog ini sudah 1 bulan lebih tak terawat,
lembaran-lembaran buku dairy masih tetap berwarna seperti sedia kala. Gamang. Tak ada
lagi cerita yang patut ku ceritakan.
Hidupku kini tengah di dominasi oleh warna abu-abu. Iya, abu-abu
. entah itu untuk masalah studi, persahabatan atau cinta. Semuanya.
Akhir Oktober tercatat sebagai awal penghasil hujan ‘geje’,
hujan yang gak konsisten, hujan yang setengah-setengah. Entahlah hujan selalu datang di
saat hatiku memang tengah mendung. Ibarat mendung yang tak lagi bisa
membendung. Semuanya tumpah, tak terhankan.
Hujan, tetesan air langit yang rindu menyentuh tanah di bumi.
Seperti mengisyaratkan air mata yang jatuh karena merindukan genggaman tanganmu.
Hujan benar-benar membuatku sendu, mengingat mata sendumu. Mengingat kejadian
sehari sebelum perpisahan kita. Ah betapa kau laksana seorang pangeran untukku
meskipun keadaan saat itu tengah begitu pilu.
Keadaan saat ini begitu berbeda, kau tak lagi bersamaku,
seperti enggan dan memang enggan aku menikmatinya sendiri, memikirkanmu tentu
saja aktivitas yg tdk pernah ku lupa. Menghela nafas panjang, saat aku benar-benar
merasa tersiksa dengan rindu yang tak kan pernah teralamatkan ini. Jika boleh
aku mengungkapkannya, akan ku ungkapkan, bahwa sesungguhnya tak bisa ku buang
rasa sayang ini.
Malam ini, seperti malam-malam sebelumnya, ku pandangi mata
sendumu lewat layar laptop ini, masih tetap sama. Ku buka profilmu, ku lihat
foto covermu, mengapa kau pasang foto cover itu ? foto itu benar-benar
menghancurkanku, membuar hatiku kalut tak kuasa menahan rindu. Betapa kau masih
tetap sama dengan yang dulu. Tapi sesaat ku terdiam, adakah hatimu masih tetap
sama seperti yang dulu ?